Dengan Sabar Hidup Jadi Indah

[A] – Makna Sabar

 

Dalam Bahasa Arab, kata (الصَّبْرُ) ‘ash shabru’ (sabar) artinya: (الحَبْسُ) ‘al habsu’, yaitu: ‘terkekang’, berasal dari kata kerjanya adalah (صَبَرَ) ‘shabara’, maknanya: ‘mengekang’. Sedangkan menurut istilah Islam, ‘sabar’ artinya: ‘Mengekang jiwa dalam tiga hal: taat kepada Allah, menjauhi maksiat dan menerima takdir Allah yang dirasa menyakitkan’. [Lihat: Kitab Syarh Riyadhish Shalihin, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dan Al Mu’jam Al Wasith]

 

Maksudnya, ‘sabar’ adalah ‘mengekang jiwa yang cenderung malas, agar kembali taat kepada Allah; mengekang jiwa yang cenderung suka berbuat maksiat, agar mau menjauhi maksiat dan mengekang jiwa yang cenderung tidak menerima ketentuan Allah yang menyakitkan hati, agar mau menerimanya’.

 

Dari sini para ulama menyimpulkan, bahwa ‘sabar’ itu ada tiga macam, yaitu:

 

(1) – Sabar ketika melaksanakan perintah Allah;

(2) – Sabar ketika menjauhi maksiat;

(3) – Sabar menghadapi takdir Allah yang tidak menyenangkan hati.

 

[B] – Peran Penting Sabar dalam Menghadapi Cobaan Hidup

 

Kesenangan dan kesusahan silih berganti mewarnai kehidupan manusia. Senang ketika memperoleh apa yang diinginkan dan merasa sedih, ketika kehilangan apa yang diharapkan. Kita harus sadar, memang seperti inilah kehidupan dunia, tidak selamanya senang,  juga tidak selamanya susah. Yang terpenting adalah bagaimanapun keadaannya, kita tetap ingat kepada Allah. Allah berfirman:

 

(( كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ))

 

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” [QS. Al Anbiya’: 35]

 

Hanya orang sabar yang sukses, apapun cobaan yang dia terima, sebagai proses menjadi hamba Allah yang sejati, sebagaimana Allah jelaskan dalam firman-Nya:

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

 

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” [QS. Al Baqarah: 155]

 

Ayat ini selain menjelaskan, bahwa cobaan hidup merupakan ketetapan Allah yang pasti terjadi, juga menjelaskan bahwa yang berhasil menjalani ujian itu hanya orang yang sabar. Yaitu, orang yang ketika diuji dengan kesusahan, dia mengekang jiwanya agar tidak menggerutu dan marah, baik dengan perkataan, maupun perbuatan. Kemudian, mengharapkan pahala dari Allah, serta mengetahui, bahwa pahala yang didapatkan dari kesabaran jauh lebih besar dibanding dengan musibah yang menimpanya. Bahkan dengan kesabaran yang seperti ini, musibah menjadi suatu kenikmatan baginya, karena musibah itu menjadi sarana untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih bermanfaat untuk dirinya. Sebagaimana dijelaskan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya, Taisirul Karimir Rahman fie Tafsir Kalamil Mannan.

 

[C] – Sabar Hukumnya Wajib

 

Salah satu keistimewaan ajaran Islam adalah memerintahkan semua yang baik dan melarang semua yang buruk. Karena sabar merupakan perkara baik, maka Allah memerintahkannya. Bahkan, para ulama mengatakan: “Dimana ada kebaikan, di sana ada ajaran Islam.”

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

(( يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا …))

 

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian….” [QS. Ali ‘Imran: 200]

 

Jelas sekali dalam ayat ini Allah memerintahkan orang-orang beriman supaya sabar dan dapat diketahui, bahwa sabar hukumnya wajib. Karena kaidah mengatakan, bahwa hukum asal perintah itu menunjukkan wajib. Imam Al Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang berisi perintah untuk sabar. Ketika itu Nabi shallallahu ’alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang wanita yang sedang menangis di samping kuburan:

 

اتَّقِيْ اللهَ وَ اصْبِرِيْ !

 

“Bertaqwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah!”

 

Dengan mengetahui, bahwa hokum sabar itu wajib, akan semakin mendorong kita untuk melakukannya, meskipun sebenarnya sulit. Karena kita menyadari, bahwa tidak sabar, artinya tidak melaksanakan kewajiban, yang berarti kita berdosa karenanya.

 

[D] – Sabar Perlu Dilatih dan Dibiasakan

 

Perangai yang baik, seperti sabar, membutuhkan latihan dan usaha keras. Mengingat, tidak semua perangai baik itu tertabiatkan sejak lahir. Apalagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu:

 

وَ مَنْ يَتَصَبَّر يُصَبِّرهُ اللهُ, وَ مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءًا خَيْرٌ وَ أَوْسَعُ مِنَ الصَّبْرِ

 

“Siapa yang berusaha keras untuk sabar, Allah akan menjadikannya orang yang sabar. Dan tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada sabar.”

 

Syaikh Salim Al Hilali dalam Bahjatun Nadhirin mengatakan:

 

“Akhlak-akhlak mulia dan sifat-sifat yang tinggi diraih dengan memotivasi jiwa dan melatihnya untuk itu. Hal ini menunjukkan, bahwa akhlak-akhlak mulia itu diusahakan.”

 

Sering berinteraksi dengan orang-orang yang sabar sangat mendukung proses latihan sabar ini. Seperti puasa, meskipun berat, akan tetapi bisa dikatakan jumlah yang puasa lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak berpuasa di Bulan Ramadhan. Kenapa demikian? Tidak lain, karena ibadah puasa tersebut dilaksanakan bersama-sama.

 

Begitu juga shalat, kenikmatan shalat yang dirasakan ketika melaksanakannya bersama-sama di masjid, jauh lebih besar dibandingkan melaksanakannya sendirian. Karena, saat sendiri itu cenderung bermalas-malasan dibandingkan ketika bersama-sama.

 

Demikian juga dengan sabar, meskipun berat, jika banyak yang menemani dalam berlatih sabar ini, sering melihat orang-orang yang sabar dan banyak yang mengingatkan kita untuk senantiasa sabar, niscaya kita mampu bersabar. Maka dari itu, Allah menjelaskan, bahwa orang yang beruntung, selamat dari kerugian, salah satu sifatnya adalah saling menasehati supaya sabar. Dan hal ini tidak bisa terealisasi, kecuali jika kita sering berinteraksi dengan orang-orang yang dikenal sabar menjalani hidup. Allah berfirman:

 

(( وَالْعَصْرِ – إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ – إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ))

 

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih; saling nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan saling nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [QS. Al ‘Ashr:  1-3]

 

Tinggal kita mau memulai dan berusaha latihan sabar, atau tidak. Sedangkan para ulama mengatakan:

 

اَلْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ

 

“Balasan (hasil) yang didapat itu sesuai dengan jenis usaha.”

 

Semakin besar usaha kita untuk bisa sabar, sebesar itulah kesabaran yang kita dapatkan.

 

[E] – Gabungan Antara Sabar dan Sifat-Sifat Lainnya

 

Sabar memiliki banyak manfaat, akan semakin bertambah manfaatnya ketika bergabung dengan sifat-sifat mulia yang lainnya. Misalnya, ketika sabar bergabung dengan yakin, akan menghasilkan kepemimpinan dalam agama. Orang yang sabar dan yakin akan Allah jadikan panutan bagi umat. Allah berfirman:

 

(( وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ ))

 

“Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” [QS. As Sajdah: 24]

 

Begitu juga, ketika sabar bergabung dengan syukur, orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur, akan mampu mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah. Allah Ta’ala berfirman:

 

(( وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِئَايَاتِنَآ أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُم بِأَيَّامِ اللهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ ))

 

“Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): ‘Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah!’ Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” [QS. Ibrahim: 5]

 

Sabar dan syukur juga merupakan ciri khas orang beriman dan mampu menjadikan hidup ini sangat berarti, bernilai kebaikan dan tidak ada yang sia-sia. Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Ayyub Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:  Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ, إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ, وَ لَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ, إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَ إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

 

“Sungguh menakjubkan urusannya orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik untuknya dan yang seperti ini tidak berlaku bagi seorangpun, kecuali orang beriman. Jika ada kesenangan menghampirinya, dia bersyukur dan itu baik untuknya. Jika ada keburukan menimpanya, dia sabar dan itu juga baik untuknya.” [HR. Muslim, no. 2999]

 

[G] – Diantara Buah Kesabaran

 

Layaknya sebuah pohon yang berbuah lantaran hidup di tanah subur, sabar pun demikian. Sabar yang seringnya dirasakan pahit, ternyata buahnya sangat manis. Beberapa buah kesabaran tersebut diantaranya:

 

(1) – Mendapatkan pahala tanpa batas.

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

يَاعِبَادِ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَاحَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

 

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” [QS. Az Zumar: 10]

 

(2) – Mendapatkan rahmat, pujian dan hidayah dari Allah.

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

(( وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ – الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ – أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ))

 

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa-innaa ilaihi raaji’uun.’ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS. Al Baqarah: 155-157]

 

(3) – Kesulitan tersingkap dan hilang.

 

Hal ini, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan, sabar itu seperti sinar. Sebagaimana sinar matahari menguraikan kegelapan, demikian juga kesabaran, mampu menguraikan dan menghilangkan kesulitan-kesulitan hidup dengan izin Allah. Imam Muslim meriwayatkan hadits dengan sanad dari Abu Malik Al Harits bin ‘Ashim, di dalam hadits itu disebutkan:

 

وَ الصَّبْرُ ضِيَاءٌ

 

“Sabar (bagaikan) sinar.”

 

Sinar berbeda dengan cahaya, karena sinar adalah cahaya yang sangat menyilaukan. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaly hafidzahullah berkata:

 

“… dengan sabar, kegelapan-kegelapan dan kesulitan-kesulitan akan tersingkap.” [Bahjatun Nadhirin, jilid 1 hal. 69]

 

(4) – Orang yang sabar menahan marah padahal sanggup melampiaskannya, di akhirat dia dibebaskan memilih bidadari yang dia suka.

 

Imam Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Mu’adz bin Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَ هُوَ قَادِرٌ عَلًى أَنْ يَنْفذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخِيْرُهُ مِنْ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ

 

“Siapa yang sabar menahan amarah, padahal dia mampu melampiaskannya, kelak di Hari Kiamat Allah memanggilnya di hadapan para makhluk, hingga Allah mempersilahkannya untuk memilih bidadari sesuai kehendaknya.” [Dinilai hasan oleh Syaikh Salim Al Hilaly dalam Bahjatun Nadhirin Jilid 1, hal. 98]

 

(5) – Mendapatkan dukungan dan pertolongan Allah.

 

Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar, yaitu meneguhkannya, mendukung, serta menolongnya. Allah berfirman:

 

((… إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ))

 

“… Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [QS. Al Anfal: 46]

 

Sehingga dengan sabar hidup menjadi indah..

 

| Wallahu a’lam.

| Oleh: Fajri NS