Doa-Doa Dalam Al-Qur’an

Doa-Doa Dalam Al-Qur’an

Mushaf Al-Qur’an diawali dengan do’a, dan diakhiri dengan do’a. Surat pertama adalah Al-Fatihah, di dalamnya ada do’a. Dan surat terakhir adalah An-Naas, di dalamnya juga ada do’a. Hal ini mengisyaratkan begitu pentingnya doa itu.

Pertama : Doa Memohon Ditunjukkan ‘Jalan yang Lurus’

Do’a ini ada di dalam surat Al-Fatihah. Yaitu firman Allah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Do’a ini termasuk ayat-ayat yang wajib dibaca setiap muslim ketika shalat. Karena membaca Al-Fatihah ketika shalat hukumnya wajib, termasuk rukun shalat.

Dengan masuknya seseorang ke dalam agama Islam, sebetulnya dia telah mendapatkan hidayah. Jika demikian apa maksud dari do’a memohon hidayah kepada jalan lurus, setelah mendapatkan hidayah?

Ada ulama yang mengatakan, maksud dari do’a ini adalah meminta ‘hidayah tambahan’, berupa ketetapan dan keteguhan dalam mempertahankan agama Islam. Atau maksudnya adalah meminta ‘hidayah tambahan’ agar mengerti hukum-hukum Islam yang lebih luas dan terperinci. Sehingga dia menjadi orang yang ‘alim terhadap agama Islam.

Di dalam kitab tafsirnya, Imam Ibnu Katsir mencantumkan banyak riwayat tentang tafsir dari ‘jalan yang lurus’. Ada ulama yang mengatakan, maksudnya adalah Al-Qur’an. Ada juga yang mengatakan, maksudnya adalah Islam. Ada juga yang mengatakan, maksudnya adalah Abu Bakar dan Umar. Dan ada yang mengatakan, maksudnya adalah kebenaran.

Menurut Imam Ibnu Katsir beberapa pendapat tentang makna ‘jalan yang lurus’ ini, tidak bertentangan satu sama lain. Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

وَكُلُّ هَذِهِ الْأَقْوَالِ صَحِيحَةٌ، وَهِيَ مُتَلَازِمَةٌ، فَإِنَّ مَنِ اتَّبَعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاقْتَدَى بِاللَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ، فَقَدِ اتَّبَعَ الْحَقَّ، وَمَنِ اتَّبَعَ الْحَقَّ فَقَدِ اتَّبَعَ الْإِسْلَامَ، وَمَنِ اتَّبَعَ الْإِسْلَامَ فَقَدِ اتَّبَعَ الْقُرْآنَ، وَهُوَ كِتَابُ اللَّهِ وَحَبْلُهُ الْمَتِينُ، وَصِرَاطُهُ الْمُسْتَقِيمُ، فَكُلُّهَا صَحِيحَةٌ يُصَدِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

“Semua pendapat ini benar, dan saling berkaitan; karena siapa yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad, dan meneladani dua khalifah setelahnya, yaitu Abu Bakar dan Umar, maka dia telah mengikuti kebenaran. Dan siapa yang mengikuti kebenaran, dia telah mengikuti Islam, dan siapa yang mengikuti ajaran Islam maka dia telah mengikuti Al-Qur’an, yang merupakan kitab Allah dan tali-Nya yang kuat, serta jalan-Nya yang lurus. Semuanya benar, saling membenarkan satu sama lain. Alhamdulillah.”

Ke dua : Doa Memohon Diterima Amal Shalihnya

Setelah selesai membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim dan putranya berdo’a:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah : 127 )

Nabi Ibrahim mencontohkan kepada kita untuk berdo’a supaya amalan yang sudah dilakukan diterima Allah. Dan supaya berdo’a menggunakan nama-nama Allah yang indah.

Syaikh Jabir Al-Jazairi, di dalam kitab Aisarut Tafasir mengatakan:

المؤمن البصير في دينه يفعل الخير وهو خائف ألا يقبل منه فيسأل الله تعالى ويتوسل إليه بأسمائه وصفاته أن يتقبله منه.

“Orang beriman yang paham agamanya, ketika melakukan kebaikan, dia khawatir jika amalannya tidak diterima Allah. Maka dia meminta kepada Allah dan bertawasul kepada-Nya, dengan menggunakan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, agar Dia menerima amal shalihnya.”

Maka kita jangan lupa memohon kepada Allah supaya berkenan menerima amal kita, setelah kita melakukan amal shalih.

Ke tiga : Berdoa Memohon Kebaikan di Dunia dan Kebaikan di Akherat

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

Do’a ini sangat penting  dan sangat bermanfaat. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, di dalam kitab tafsirnya mengatakan tentang do’a ini:

هذا الدعاء، أجمع دعاء وأكمله، وأولاه بالإيثار، ولهذا كان النبي صلى الله عليه وسلم يكثر من الدعاء به، والحث عليه

“Do’a ini, do’a yang paling lengkap, paling sempurna dan yang paling berhak diutamakan, dibandingkan dengan do’a-do’a yang lainnya. Olehakarena itu Nabi Muhammad sangat sering membaca do’a ini, dan memotivasi agar membacanya.”

Syaikh Jabir Al-Jazairi di dalam kitab ‘Aisarut Tafasir’ mengatakan:

فهي جامعة للخيرين معاً، فكان النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا طاف بالبيت يختم بها كل شوط.

“Do’a ini adalah do’a yang menghimpun dua kebaikan sekaligus. Dahulu Nabi Muhammad ketika thawaf, selalu menutup setiap putaran dengan do’a tersebut.”

Kebaikan di dunia misalnya : Ilmu yang bermanfaat, amal shalih, harta yang halal dan luas, istri shalihah, anak yang menyenangkan hati dan kesenangan-kesenangan halal yang lainnya.

Sedangkan kebaikan di akherat adalah selamat dari siksa-siksa dan hukuman-hukuman akherat. Seperti siksa kubur, siksa neraka dan lan-lain. Begitu juga mendaparkan keridhaan Allah dan kenikmatan surga yang abadi.

Ke empat : Doa memohon agar tidak tersesat

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”(Al-‘Imran : 8)

JIka melihat ayat sebelumnya, do’a ini dipanjatkan oleh ‘Ar-Rasikhun fil ‘Ilmi’. Imam Al-Wahidi di dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa ‘Ar-Rasikhuna fil ilmi’ adalah ‘Ats-Tsabituna fihi’, yaitu orang-orang yang kokoh ilmu agamanya.

Di dalam kitab ‘Aisarut Tafasir’ disebutkan tentang hikmah ayat ini:

استحباب الدعاء بطلب النجاة عند ظهور الزيغ ورؤية الفتن والضلال

“Dianjurkan do’a memohon keselamatan ketika munculnya penyimpangan, fitnah-fitnah, dan kesesatan.”

Ke lima : Doa memohon dianugerahi keturunan yang shalih dan shalihah

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.”(Al-Imran : 38)

Di dalam kitab tafsir ‘Jalalain’ disebutkan bahwa makna ‘anak yang baik’ adalah anak yang shalih.

Menurut syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy di dalam kitab tafsirnya, yang dimaksud dengan ‘anak yang baik’ adalah:

طاهرة الأخلاق، طيبة الآداب

“Akhlaknya bersih dan adabnya baik.”

Nabi Zakariya ‘alaihis salam memanjatkan do’a ini karena puluhan tahun beliau belum dikaruniai anak. Tepatnya ketika melihat maha kuasanya Allah ketika memberi makanan dan minuman kepada Maryam secara langsung, tanpa perantara, maka Nabi Zakariya semakin bersemangat untuk berdo’a memohon diberi anak oleh Allah.

Dan tidak lama Allah memberinya kabar gembira melalui malaikat-Nya bahwa nanti istri Nabi Zakariya akan melahirkan seorang anak yang bernama Yahya, dan nantinya juga akan menjadi seorang Nabi.

Inilah beberapa contoh untaian do’a yang termaktub di dalam mushaf Al-Qur’an. Di sana masih banyak untaian do’a yang lainnya yang menunjukkan betapa pentingnya sebuah do’a bagi kehidupan orang-orang yang beriman.

Fajri Nur Setyawan, Lc