Fitnah Dajjal

Bismillah segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan shahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

  1. Pengertian Dajjal

Dajjal asalnya berarti (التَّغْطِيَة), bermakna ‘menutupi’. Orang yang berdusta disebut ‘Dajjal’, karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan. [Lihat: Fathul Bari (13/91)]

‘Dajjal’ yang dimaksud dalam bahasan ini adalah ‘Dajjal Akbar’ yang akan muncul menjelang hari kiamat di zaman Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam.

  1. Munculnya Dajjal

Keluarnya ‘Dajjal’ merupakan diantara tanda datangnya Kiamat. Fitnah (cobaan) yang ditimbulkan oleh ‘Dajjal’ adalah seberat-beratanya ujian yang akan dihadapi manusia.

 

Diantara dalil yang menunjukkan munculnya ‘Dajjal’ adalah hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضْ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلاَّ حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ اْلأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ اْلأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لاَ مَحَالَةَ …

“Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah ‘Dajjal’ di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam. Tidak ada satu nabi-pun yang diutus oleh Allah, melainkan ia akan memperingatkan kepada umatnya mengenai fitnah ‘Dajjal’. Sedangkan Aku adalah nabi yang terakhir dan kalian juga ummat yang terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa ‘Dajjal’ akan muncul di tengah-tengah kalian.” [Dikeluarkan dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shaghir, no. 13833. Syaikh Al Albani mengatakan, bahwa hadits ini shahih]

 

Berita tentang kemunculan ‘Dajjal’ adalah berita mutawatir, berita tentang ‘Dajjal’ ini diriwayatkan dalam riwayat yang amat banyak, sampai derajat mutawatir. Hadits-hadits yang membicarakan tentang ‘Dajjal’-pun berasal dari Kitab Shahih Al Bukhari dan Muslim. Oleh karena itu, orang yang meragukan tentang hal ini, dialah yang sungguh aneh.

 

Al Qadhi mengatakan:

“Hadits-hadits yang disebutkan oleh Imam Muslim dan selainnya mengenai kisah ‘Dajjal’ benar-benar sebagai hujjah bagi madzhab yang berada di atas kebenaran, bahwa ‘Dajjal’ benar adanya. ‘Dajjal’ adalah benar-benar manusia. Allah mendatangkannya untuk menguji para hamba-Nya…” [Al Minhaj, Syarh Shahih Muslim (18/58)]

 

  1. Diantara Fitnah Dajjal

Termasuk kebijaksanaan Allah ‘Azza wa Jalla adalah bahwa Dia memberikan kepadanya tanda-tanda dan bukti kehebatannya yang sebenarnya merupakan fitnah yang besar. Dajjal akan mendatangi suatu kaum lalu menyeru mereka, dan mereka pun akhirnya mengikutinya. Mereka mau mengikuti Dajjal, sehingga tanah merekapun menjadi subur dan tumbuh berbagai macam tanaman, ternaknya gemuk-gemuk, susunya melimpah, dan mereka benar-benar hidup dalam kemakmuran.

 

Dajjal juga mendatangi suatu kaum dan menyeru mereka, namun mereka tidak mau mengikutinya. Akibatnya, mereka menjadi melarat, tidak memiliki apa-apa. Ini merupakan fitnah dan ujian yang amat berat, apalagi bagi kaum Badui atau orang-orang awam.

 

Dia pun melewati suatu reruntuhan bangunan, lalu ia berkata, “Keluarkan perbendaharaanmu!” Maka, keluarlah segala perbendaharaan dan simpanan yang ada di dalam reruntuhan itu, seperti keluarnya gerombolan lemah berupa emas dan perak serta perhiasan lainnya tanpa alat dan tanpa bebatuan apa pun.

 

Ini sebagai fitnah dan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah Dajjal dan mu’amalahnya dengan penduduk dunia bagi yang ingin bersenang-senang dengan dunia atau celaka di dalamnya.

 

Fitnahnya yang lain adalah Allah menjadikan jannah (surga) dan naar (neraka) ada di tangannya, menurut penglihatan mata kepala manusia. Akan tetapi jannahnya adalah naar, dan naarnya adalah jannah.

 

Barangsiapa yang menurutinya, maka ia akan masuk ke dalam jannahnya, menurut penglihatan manusia, namun sebenarnya jannahnya itu adalah naar yang membakar, na’udzu billah.

 

Barangsiapa yang mendurhakainya akan dimasukkan ke dalam naar, menurut penglihatan manusia, yang sebenarnya adalah jannah yang menyenangkan.

 

Oleh karena itulah, kita semua membutuhkan keteguhan dari Allah, karena jika seseorang itu tidak diteguhkan oleh Allah, pasti dia akan sesat. Kita semua perlu mendapatkan keteguhan dari Allah agar kuat dalam berpegang terhadap agama.

 

Fitnahnya lagi, ada seorang pemuda yang menemuinya dan mengatkan, “Engkau adalah Dajjal yang telah diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami!”

 

Dajjal menyeru pemuda itu, namun ia enggan mengikutinya sehingga ia dipukul dan dilukai, dan selanjutnya dibunuh dan dipotong menjadi dua. Lalu, Dajjal lewat di antara dua potongan itu untuk membuktikan bahwa si pemuda itu benar-benar telah dipotong menjadi dua.

 

Kemudian, Dajjal menyerunya lagi dan ia pun bangkit dengan muka berseri-seri, seraya berkata, “Engkau adalah Dajjal yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami!”

 

Maka, Dajjal pun hendak membunuhnya namun ia tidak mampu lagi, dan ia tidak akan mampu menguasai seorang pun setelah pemuda tadi. Ini termasuk manusia yang persaksiannya paling agung di sisi Allah, karena dalam kondisi seperti itu kita tidak mampu membayangkan.

 

  1. Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menunjuki pada umatnya mengenai apa saja kiat untuk membentengi diri dari fitnah ‘Dajjal’, diantaranya:

 

  1. Berpegang teguh dengan ajaran Islam yang bersumber kepada Al Qur-an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman shahabat radhiyallahu ‘anhu.

Modal utama untuk menghadapi fitnah ‘Dajjal’ adalah dengan mengenal ajaran Islam dengan benar, terutama lebih mendalami nama dan sifat Allah. Karena dengan mengetahui hal ini, seseorang pasti tidak akan tertipu dengan tipu muslihat ‘Dajjal’. ‘Dajjal’ itu manusia biasa yang butuh makan dan minum, sedangkan Allah tidak demikian. ‘Dajjal’ itu buta, sedangkan Allah tidak. Tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah di dunia sampai ia mati. Adapun ‘Dajjal’ bisa dilihat oleh manusia; baik yang mukmin, maupun yang kafir. Oleh karena itu, ini merupakan isyarat akan pentingnya iman, apalagi dengan mengenal serta memahami nama dan sifat Allah.

 

Mengenai hal ini, kita dapat melihat pada kisah yang disebutkan dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu berikut ini:

 

’Dajjal’ muncul, lalu seseorang dari kalangan Kaum Mukminin menuju ke arahnya, kemudian bala tentara ‘Dajjal’ yang bersenjata menemuinya.

 

Mereka bertanya, ‘Kau mau kemana?’

Mukmin itu menjawab, ‘Hendak ke orang yang muncul itu.’

Mereka bertanya, ‘Apa kau tidak beriman ada tuhan kami?’

Mukmin itu menjawab, ‘Rabb kami tidaklah samar.’

Mereka berkata, ‘Bunuh dia!’

Lalu, mereka saling berkata satu sama lain, ‘Bukankah tuhan kita melarang kalian membunuh seorang-pun selain dia.’

Mereka membawanya menuju Dajjal. Saat orang Mukmin melihatnya, ia berkata, ‘Wahai sekalian manusia, inilah Dajjal yang disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.’

 

Lalu, ‘Dajjal’ memerintahkan agar dibelah.

 

Ia berkata, ‘Ambil dan belahlah dia!’

Punggung dan perutnya dipenuhi pukulan, lalu ‘Dajjal’ bertanya, ‘Apa kau tidak beriman padaku?’

Mukmin itu menjawab, ‘Kau adalah Al Masih Sang Pendusta.’

Kemudian, ‘Dajjal’ memerintahkannya digergaji dari ujung kepala, hingga pertengahan antara kedua kaki. Setelah itu Dajjal berjalan diantara dua potongan tubuh itu, lalu berkata, ‘Berdirilah!’

 

Tubuh itu pun berdiri..

Selanjutnya, ‘Dajjal’ bertanya padanya, ‘Apa kau beriman padaku?’

Ia menjawab, ‘Aku semakin mengetahuimu.’

Setelah itu ‘Dajjal’ berkata, ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada seorang-pun yang dilakukan seperti ini setelahku.’

Lalu, ‘Dajjal’ mengambilnya untuk disembelih, kemudian antara leher dan tulang selangkanya diberi perak, tapi ‘Dajjal’ tidak mampu membunuhnya. Kemudian kedua tangan dan kaki orang itu diambil, lalu dilemparkan. Orang-orang mengiranya dilempari ke Neraka, tapi sesungguhnya ia dilemparkan ke Surga.’

 

Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia adalah manusia yang kesaksiannya paling agung di sisi Rabb seluruh alam.” [HR. Muslim, no. 2938]

 

  1. Berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal, terkhusus dalam shalat (ketika tasyahud akhir sebelum salam).

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Jika salah seorang diantara kalian melakukan tasyahud, mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara: “Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejelekan fitnah Al Masih Ad Dajjal.” [HR. Muslim, no. 588]

 

  1. Menghafal Surat Al Kahfi.

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan untuk membaca awal-awal Surat Al Kahfi agar terlindung dari fitnah Dajjal. Dalam riwayat lain, disebutkan bagian akhir Surat Al Kahfi yang dibaca. Intinya, Surat Al Kahfi yang dibaca; bisa awal, atau akhir surat. Dan yang lebih sempurna adalah menghafal seluruh ayat dari surat tersebut.

 

Dari Abu Darda’, ia berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari Surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal.” [HR. Muslim, no. 809]

 

Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ

“Barangsiapa diantara kalian mendapati zamannya Dajjal, bacalah awal-awal Surat Al Kahfi!” [HR. Muslim, no. 2937]

 

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ ».

“Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.”

قَالَ حَجَّاجٌ « مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ سُورَةِ الكَهْفِ »

Hajjaj berkata, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat Al Kahfi.” [HR. Ahmad (6/446). Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata, bahwa sanad hadits ini shahih]

 

Imam Nawawi rahimahullah berkata:

 

“(Kenapa yang dianjurkan untuk dibaca adalah Surat Al Kahfi?) Karena, di awal surat tersebut terdapat ayat-ayat yang menakjubkan. Siapa yang mau merenungkannya, niscaya ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal. Sebagaimana pula dalam akhir-akhir ayat surat tersebut, Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:

 

“Maka apakah orang-orang kafir menyangka, bahwa mereka (dapat) mengambil (hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?).” [QS. Al Kahfi: 102] – [Syarh Shahih Muslim (6/93)]

 

Diantara waktu yang baik untuk membaca Surat Al Kahfi adalah di Hari Jum’at.

 

  1. Menjauh dari Dajjal.

 

Karena bisa jadi seseorang menyangka, bahwa ia memiliki iman yang kokoh, namun ia terperangkap syubhat ‘Dajjal’. Akhirnya, ia pun menjadi pengikut setianya. Wal ‘iyadzu billah..

 

Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهْوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ

“Barangsiapa mendengar kemunculan ‘Dajjal’, maka menjauhlah darinya! Demi Allah, ada seseorang yang mendatangi ‘Dajjal’ dan ia mengira, bahwa ia punya iman (yang kokoh), malah ia yang menjadi pengikut ‘Dajjal’, karena ia terkena syubhatnya ketika ‘Dajjal’ itu muncul.” [HR. Abu Daud, no. 4319 dan Ahmad (4/441). Syaikh Al Albani mengatakan, bahwa hadits ini shahih]

 

Ya Allah, lindungilah kami dari fitnah ‘Dajjal’ yang begitu dahsyat dan jadikanlah kami hamba yang mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan bekal iman yang kokoh! Wabillahit taufiq..

 

| Waallahu a’lam..

| Oleh: Abu Faqih Al Fanghany dengan tambahan