Bersyukur Kepada Allah

Segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan berbagai macam kenikmatan, baik nikmat lahir, maupun  batin. Maka, sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut, semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba yang dikatakan-Nya:

“Dan sedikit sekali di antara hamba-Ku yang banyak bersyukur.”

Di sini, sedikit kami akan menyajikan sekelumit pembahasan tentang: ‘Bersyukur kepada Allah.’

[A] – Definisi Syukur

SyaIkh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata:

وَالشُّكْرُ: هُوَ اعْتِرَافُ الْقَلْبِ بِنِعَمِ اللهِ وَالثَّنَاءِ عَلَى اللهِ بِهاَ وَصَرْفِهَا فِي مَرْضَاةِ اللهِ تَعَالَى

“Syukur (kepada Allah) adalah pengakuan hati akan nikmat-nikmat Allah diiringi pujian kepada Allah dengan sebab nikmat tadi, serta menggunakan nikmat tersebut untuk hal-hal yang diridhoi Allah Ta’ala.” [Tafsir As Sa’di, Surat Ibrahim, ayat 7]

 

[B] – Kewajiban Bersyukur Kepada Allah

Sebagai seorang Muslim kita musti tahu, bahwa salah satu kewajiban yang harus dilakukan adalah bersyukur kepada Allah, Allah Ta’ala berfirman:

(( فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ))

“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku!” [QS. Al Baqarah: 152]

Dia juga berfirman:

(( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ ))

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah!” [QS. Al Baqarah: 172]

 

Pada dua ayat di atas Allah memerintahkan kita bersyukur kepada Allah, padahal dalam Ilmu Ushul Fiqh,  perintah itu berkonsekuensi kepada kewajiban. Imam Nawawi rahimahullah berkata:

فَإِنَّ الأَمْرَ لِلْوُجُوبِ

“Sesungguhnya suatu perintah (hukumnya) adalah wajib.” [Syarh Shahih Muslim (2/142) –Syamilah]

 

[C] – Banyak Yang Tidak Bersyukur

Kendatipun hukum bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya adalah wajib, namun kebanyakan manusia kufur nikmat. Allah berfirman:

(( وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ))

“Sangat sedikit sekali diantara hamba-Ku yang mau bersyukur.” [QS. Saba’: 13]

Mereka enggan bersyukur kepada Allah, padahal mereka tahu yang memberi itu semua adalah Allah. Hal ini, sebagaimana tergambarkan pada firman-Nya:

(( يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ ))

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” [QS. An Nahl: 83]

 

Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata:

(( وَيَعْرِفُوْنَ نِعْمَةَ اللهِ، وَلَكِنَّهُمْ يُنْكِرُوْنَهَا وَيَجْحَدُوْنَهَا ))

“Mereka mengetahui nikmat-nikmat Allah, namun mereka mengkufurinya dan mengingkarinya.” [Tafsir As Sa’di]

 

[D] – Balasan Bagi Hamba Yang Bersyukur

Allah Ta’ala sesembahan kita yang tidak pernah menyalahi janji telah berfirman:

(( وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ))

“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya, jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih!’.” [QS. Ibrahim: 7]

 

Jelas sekali dalam ayat di atas bila kita mau bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmat-Nya kepada kita, dengan syarat kita mau mensyukuri curahan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Jadi bila seseorang bersyukur kepada Allah, niscaya akan bertambah kenikmatan Allah padanya.

 

[E] – Adzab Bagi Yang Enggan Bersyukur Kepada Allah

Sebaliknya, jika seseorang tidak mau, atau enggan bersyukur kepada  Allah, niscaya azablah yang Dia siapkan untuknya. Dalam Surat Ibrahim di atas telah dijelaskan:

(( وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ))

Dan, jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [QS. Ibrahim: 7]

Maka, jangan heran, apabila Allah murka dengan para hamba-Nya yang enggan bersyukur, sehingga ia memberikan pelajaran kepada mereka dengan mengirim berbagai macam musibah. Dan, sangat mungkin salah satu penyebab dari berbagai macam musibah yang menimpa negeri ini, karena telah menipisnya rasa syukur kepada Allah, nas-alullaaha al ‘afiyah..

 

[F] – Bagaimana Mensyukuri Nikmat?

Banyak orang beranggapan, bahwa syukur nikmat cukup hanya sekedar diucapkan dengan lisan saja dan ini salah besar. Karena, menurut kaca mata syari’at mensyukuri nikmat Allah harus melalui tiga tahapan yang tidak boleh terlewatkan satu saja dari tiga hal tersebut. Dalam Kitab Madarijus Salikin, karya Imam Ibnul Qayyim disebutkan bagaimana cara mensyukuri nikmat itu:

هُوَ عُكُوْفُ الْقَلْبِ عَلَى مَحَبَّةِ الْمُنْعِمِ وَالْجَوَارِحِ عَلَى طَاعَتِهِ وَجِرْياَنِ الْلِساَنِ بِذِكْرِهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ

“Terpatrinya hati untuk mencintai Sang Pemberi Nikmat (Allah) dan anggota badan (menggunakan nikmat tadi) untuk menaatinya, diiringi dengan memuji-Nya dengan lisan (atas nikmat yang diberikan).” [Madarijus Salikin (2/244) –Syamilah]

 

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa cara mensyukuri nikmat dengan tiga hal, yaitu:

(1) – Pengakuan di hati, bahwa Sang Pemberi Nikmat adalah Allah, bukan selain-Nya;

(2) – Lisan memuji-Nya, karena pemberian nikmat tersebut (misalnya dengan ucapan hamdalah dan yang semisal);

(3) – Menggunakan nikmat tersebut untuk ketaatan kepada-Nya.

 

[G] – Menceritakan Nikmat

Apabila kita diberi suatu nikmat oleh Allah, maka disyari’atkan menyebut-nyebut (menceritakan) nikmat tersebut, apabila sekiranya ada mashlahat, sebagai bentuk kabar gembira. Allah Ta’ala berfirman:

(( وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ )) 

“Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya.” [QS. Adh Dhuha: 11]

Syaikh As Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat di atas:

أَيْ: أَثْنِ عَلَى اللهِ بِهاَ، وَخَصِّصْهاَ بِالذِّكْرِ إِنْ كَانَ هُنَاكَ مَصْلَحَةٌ.وَإِلاَّ فَحَدِّثْ بِنِعَمِ اللهِ عَلَى الْإِطْلاَقِ، فَإِنَّ التَّحَدُّثَ بِنِعْمَةِ اللهِ، دَاعٍ لِشُكْرِهاَ، وَمُوْجِبٌ لِتَحْبِيْبِ الْقُلُوْبِ إِلَى مَنْ أَنْعَمَ بِهاَ، فَإِنَّ الْقُلُوْبَ مَجْبُوْلَةٌ عَلَى مَحَبَةِ الْمُحْسِنِ

“Yaitu, pujilah Allah dengan nikmat tersebut dan khususkanlah dengan menyebut-nyebut-Nya, jika ada maslahatnya. Jika tidak, maka ceritakan nikmat-nikmat Allah secara umum, karena menyebut nikmat Allah sangat membantu untuk mensyukurinya dan mewajibkan kecintaan hati kepada Sang Pemberi Nikmat, karena hati tertabiatkan mencintai orang yang berbuat baik.” [Tafsir Karimir Rahman fie Tafsiril Kalamil Mannan, As Sa’di]

 

[H] – Mensyukuri Pemberian Orang Lain

Apabila kita diberi sesuatu oleh orang lain, maka hendaknya kita juga berterima kasih kepada orang tersebut. Karena, termasuk kesempurnaan syukur kepada Allah atas nikmat-Nya lewat orang lain adalah dengan berterima kasih kepada orang tersebut. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia (yang memberinya).” [Shahih Ibnu Hibban, no. 4454]

 

[I] – Manfaat Mensyukuri Nikmat Allah

Banyak sekali manfaat bersyukur atas berbagai macam nikmat yang Allah berikan kepada kita, diantaranya:

(1) – Mendapatkan pahala dari Allah, karena bersyukur adalah ibadah.

Syekh Abdurrahman bin Abdullah As Suhaimi berkata,

أَنَّ الشُّكْرَ عِباَدَةٌ يُثاَبُ عَلَيْهاَ الشَّاكِرُ

“Bersyukur adalah ibadah, orang yang bersyukur akan diberi pahala atasnya.” [I’jazil Qur-an (1/33) –Syamilah]

(2) – Allah akan menambah nikmat-Nya tersebut bagi orang yang mau mensyukurinya.

 

Allah berfirman:

(( وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ))

“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya, jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’.” [QS. Ibrahim: 7]

Ar Rabi’ bin Anas berkata,

إِنَّ اللهَ ذَاكِرٌ مَنْ ذَكَرَهُ ، وَزَائِدٌ مَنْ شَكَرَهُ ، وَمُعَذِّبٌ مَنْ كَفَرَهُ

“Sesungguhnya Allah akan mengingat orang yang mengingat-Nya dan akan menambah nikmat orang yang yang mau mensyukuri-Nya, serta akan mengadzab orang yang mengkufuri-Nya.”  [I’jazil Qur-an (1/33) –Syamilah]

 

(3) – Terhindar dari azab Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

(( مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا ))

“Tidaklah Allah akan menyiksa kalian, jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” [QS. An Nisaa’: 147]

 

[J] – Penutup

Saudaraku, sudah sepantasnya untuk mensyukuri segala nikmat Allah, jangan sampai kita menjadi hamba-Nya yang lalai bersyukur kepada-Nya, sehingga terancam mendapatkan murka-Nya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْناَ شاَكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ مُثِنِّيْنَ بِهَا عَلَيْكَ قَابِلِيْنَ لَهَا وَ أَتِمَّها عَلَيْناَ

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-Mu yang bersyukur atas nikmat-nikmat-Mu, senantiasa memuji-Mu atas nikmat tersebut dan jadikanlah kami orang-orang yang menerima nikmat-Mu, serta sempurnakan nikmat tersebut untuk kami, Aamien

 

| Oleh: Ibnu Ram..