Masuk Islam Secara ‘Kafah’
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ – ٢٠٨
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
(Al-Baqarah: 208)
Ayat-ayat Sebelumnya
Dengan memperhatikan ayat-ayat sebelumnya, kita akan mendapatkan satu pelajaran penting berkaitan dengan Al-Qur’an, yaitu keindahan Al-Qur’an dari sisi maknanya.
Mulai dari ayat 204 sampai 206, Allah menyebutkan tentang orang-orang munafik di zaman Nabi, yang mana hati mereka tidak beriman akan tetapi menampakkan di hadapan umat Islam seolah-olah beriman. Padahal itu semua hanya pura-pura, dengan niat yang jelek. Di antaranya adalah untuk membuat ‘kekacauan’ di tengah-tengah umat Islam.
Kemudian, di ayat ke 207 Allah menyebutkan tentang orang beriman yang keimanannya lahir batin. Yang salah satu sifatnya adalah mengorbankan segala yang dimilikinya demi mencari ridho Allah.
Kemudian di ayat ke 208, Allah menjelaskan tentang bagaimana beragama Islam yang benar, yaitu dengan cara masuk Islam secara ‘kafah’ (menyeluruh). Dengan melihat makna-makna ayat ini maka kita mengetahui bagaimana keindahan susunan makna ayat-ayat Al-Qur’an.
Berikut ini ayat-ayat tersebut:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّعْجِبُكَ قَوْلُهٗ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللّٰهَ عَلٰى مَا فِيْ قَلْبِهٖ ۙ وَهُوَ اَلَدُّ الْخِصَامِ – ٢٠٤
وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ – ٢٠٥
وَاِذَا قِيْلَ لَهُ اتَّقِ اللّٰهَ اَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْاِثْمِ فَحَسْبُهٗ جَهَنَّمُ ۗ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ – ٢٠٦
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ رَءُوْفٌۢ بِالْعِبَادِ – ٢٠٧
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Al-Baqarah: 204-207)
Asbabun Nuzul
Tentang Asbabun Nuzul ayat ini, di dalam kitab ‘Tafsir Jalalain’ disebutkan:
نَزَلَ فِي عَبْد اللَّه بْن سَلَام وَأَصْحَابه لَمَّا عَظَّمُوا السَّبْت وَكَرِهُوا الْإِبِل بَعْد الْإِسْلَام
“Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam dan sahabat-sahabatnya ketika mereka mengagung-agungkan hari Sabtu dan mengharamkan onta setelah mereka masuk Islam.”
Hal yang sama juga disebutkan dalam kitab tafsir ‘Al-Wajiz’, karya Imam Al-Wahidi rahimahullah.
Penjelasan:
Abdullah bin Salam adalah orang yang beragama Yahudi kemudian masuk Islam. Hanya saja, ketika masuk Islam dia masih menjalankan sebagian ajaran agama Yahudi, misalnya mengagungkan hari Sabtu dan tidak makan onta.
Padahal menurut ajaran Islam hari yang paling agung adalah hari Jum’at. Dan menurut ajaran Islam onta halal dimakan.
Karena itu Allah meluruskan pemahamannya melalui ayat ini. Dan pelajarannya untuk kita adalah semua ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam maka harus ditinggalkan. Dan inilah makna ‘masuk Islam secara menyeluruh’.
Tafsir
Tentang makna ayat ini syaikh Jabir Al-Jazairi di dalam kitab ‘Aisarut Tafasir’ mengatakan:
ينادي الحق تبارك وتعالى عباده المؤمنين آمراً إياهم الدخول في الإسلام دخولاً شمولياً، بحيث لا يتخيرون بين شرائعه وأحكامه ما وافق مصالحهم وأهواءهم قبلوه وعملوا به، وما لم يوافق ردوه أو تركوه وأهملوه، وإنما عليهم أن يقبلوا شرائع الإسلام وأحكامه كافة، ونهاهم عن اتباع خطوات الشيطان في تحسين القبيح وتزيين المنكر
“Allah memanggil hamba-hamba Nya yang beriman, memerintah mereka untuk masuk ke dalam agama Islam secara menyeluruh, yaitu dengan tidak memilih-milih ajaran-ajaran atau hukum-hukum; yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan dan hawa nafsu maka mereka menerima, dan yang tidak sesuai maka mereka menolaknya atau meninggalkannya atau menyia-nyiakannya.
Kewajiban mereka hanyalah menerima ajaran-ajaran Islam dan hukum-hukumnya secara keseluruhan. Dan Allah melarang mereka dari mengikuti visi misi setan dalam menganggap baik sesuatu yang jelek dan menganggap jelek sesuatu yang baik.”
Di dalam kitab ‘Taisirul Karimir Rahman’ ada tambahan penjelasan sebagai berikut:
وأن يفعل كل ما يقدر عليه، من أفعال الخير، وما يعجز عنه، يلتزمه وينويه، فيدركه بنيته.
“… melakukan semua kebaikan yang disanggupi. Dan yang dia tidak sanggup melakukannya maka bertekad kuat untuk melakukan (ketika mampu) dan niat melakukannya, sehingga dia mendapatkan pahalanya dengan niatnya.”
Berdasarkan penjelasan ini maka jika misalnya saat ini kita belum mampu untuk haji, dikarenakan belum memiliki uang yang cukup untuk haji, kita harus mempunyai cita-cita dan niat untuk melakukannya ketika ada kemampuan. Dengan demikian kita telah masuk Islam secara menyeluruh. Meskipun saat ini kita belum melakukan ibadah haji.
Di dalam kitab ‘Shofwatut Tafasir’, ada penjelasan yang hampir sama dengan tambahan penjelasan sebagai berikut:
ادخلوا في الإِسلام بكليته في جميع أحكامه وشرائعه، فلا تأخذوا حكماً وتتركوا حكماً، لا تأخذوا بالصلاة وتمنعوا الزكاة مثلاً فالإسلام كل لا يتجزأ
“Masuklah ke dalam agama Islam secara keseluruhan, di semua hukum-hukumnya dan ajaran-ajarannya. Jangan hanya menerima ajaran tertentu dan meninggalkan ajaran Islam yang lainnya. Misalnya: Jangan hanya menerima ajaran shalat, tapi menolak ajaran zakat. Karena ajaran agama Islam itu ‘satu kesatuan’ dan tidak terpisah-pisah.”
Berdasarkan penjelasan ini maka tidak benar jika seandainya ada seorang wanita muslimah yang tidak suka dengan syari’at ‘jilbab’. Meskipun dia menerima syari’at Islam yang lainnya, misalnya shalat, puasa Ramadhan dan lain-lain. Karena perintah Allah untuk masuk Islam secara menyeluruh konsekwensinya adalah menerima semua ajaran Islam.
Di dalam kitab tafsir ‘At-Tashil Li ‘Ulumit Tanzil’ ada penjelasan tambahan bahwa ayat ini juga mengandung makna supaya teguh di atas agama Islam. Maksudnya masuk Islam secara menyeluruh juga mengandung arti supaya kita mempertahankan keyakinan ini sampai akhir hayat.
Di dalam kitab ‘Zadul Masir’ karya Ibnul Jauzi, ada penjelasan tambahan bahwa ayat ini ada yang menafsirkan: Perintah agar masuk Islam ‘lahir’ dan ‘batin’. Maksudnya, lesan dan perbuatan menyatakan Islam dan hati juga meyakininya. Wallahu a’lam
Penjelasan Tentang ‘Langkah-langkah’ Setan
Di akhir ayat tentang perintah masuk Islam secara menyeluruh ada peringatan dari Allah supaya kita menjauhi langkah-langkah setan. Menurut syaikh As-Sa’di, hal ini memberi pelajaran bahwa untuk bisa ‘masuk Islam secara menyeluruh’ harus menjauhi langkah-langkah setan ini.
Maka sangat penting kita mengetahui apa yang dimaksud ‘langkah-langkah setan’ di ayat ini. Menurut syaikh Jabir Al-Jazairi, ‘langkah-langkah setan’ adalah ajakan-ajakan setan untuk melakukan kesesatan dan untuk menganggap baik sesuatu yang jelek. Sedangkan menurut syaikh As-Sa’di, langkah-langkah setan di ayat ini adalah maksiat-maksiat.
Hikmah dan Pelajaran dari Ayat
Berikut ini beberapa hikmah dari ayat tentang ‘Islam Kafah’ dari kitab ‘Aisarut Tafasir’:
- Wajib menerima semua ajaran Islam dan tidak boleh memilih-milih ajaran sesuka hati.
- Orang yang menghalalkan sesuatu yang haram atau mengharamkan sesuatu yang halal maka dia telah mengikuti setan. Wallahu a’lam
Fajri NS
Download PDF : [sdm_download id=”1319″ fancy=”0″]