Para Pemuda Istimewa di Sekeliling Nabi Muhammad ﷺ

Lembar-lembar sejarah Nabi Muhammad ﷺ tidak sepi dari nama-nama para pemuda. Di usia mereka yang masih belia tersebut, telah memiliki peran besar dalam agama. Hal ini tidaklah mustahil jika kita melihat siapa guru mereka. Dia adalah manusia yang paling mulia, Nabi Muhammad ﷺ.

Semua sahabat Nabi adalah orang yang mulia. Apakah yang pertama-tama masuk Islam, atau yang hijrah atau yang dari kaum Anshar, dan para sahabat Nabi yang lainnya. Allah telah meridhai mereka semua.

Allah berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah : 100)

Berikut ini contoh-contoh para pemuda dari kalangan para sahabat Nabi dengan keistimewaan masing-masing dari mereka:

Ali bin Abi Thalib

 Di awal-awal masa kenabian, Ali bin Abi Thalib diberi tugas oleh Nabi dengan tugas yang berat dan sangat beresiko. Yaitu menginap di rumah Nabi, untuk mengecoh orang-orang musyrik yang berencana membunuh Nabi di rumahnya. Dengan begitu maka mereka mengira yang di dalam rumah itu adalah Nabi, padahal sebenarnya ‘Ali bin Abi Thalib.

Sementara Nabi Muhammad dan Abu Bakar berhasil lolos dari pantauan orang-orang musyrik. Nabi dan Abu Bakar berhasil meninggalkan Mekah menuju Madinah.

Tentunya tugas yang diemban Ali bin Abi Thalib sangat berbahaya, karena bisa saja para pemuda musyrik tersebut tiba-tiba memasuki rumah Nabi dan langsung menebaskan pedang mereka.

Dan alhamdulillah hal ini tidak terjadi. Ali bin Abi Thalib menyelesaikan tugas ini dengan baik dan selamat. Tidak terluka sedikitpun.

‘Abdullah bin ‘Abbas (Ibnu ‘Abbas)

 Sebuah kemuliaan besar yang dimilikinya dan tidak semua orang bisa mendapatkannya, adalah kekerabatannya dengan Nabi Muhammad dan didoakan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Dia mendapatkan doa supaya Allah menganugerahinya ilmu ‘tafsir Al-Qur’an’.

Doa ini dia dapatkan tidak ‘gratis’. Nabi memperhatikannya, di usia yang masih sangat muda itu sangat semangat mendapatkan ilmu syar’i. Akhirnya Nabi mendoakannya. Hingga akhirnya dia dikenal sebagai ‘habrul ummah’, yaitu ulamanya umat Nabi Muhammad ﷺ.

‘Abdullah bin ‘Umar bin Khathab (Ibnu ‘Umar)

 Ayahnya adalah khalifah ke dua. Ibnu ‘Umar  masuk  Islam sejak kecil, ketika masih di Mekah. Perang yang pertama kali diikuti adalah perang Khandaq’. Meski masih sangat muda, Ibnu ‘Umar dikenal dengan sifat kesederhanaan dan zuhud terhadap kehidupan dunia. Ibnu ‘Umar termasuk deretan alim ulama dari kalangan para sahabat Nabi Muhammad ﷺ.

‘Abdullah bin Mas’ud (Ibnu Mas’ud)

 Dia termasuk sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang pertama-tama masuk Islam. Dia juga merupakan pelayan Nabi Muhammad ﷺ. Imam Dzahabi mengatakan : “Abdullah bin Mas’ud adalah Imam Rabbani. Nabi merekomendasikan bacaan Al-Qur’an ‘Abdullah bin Mas’ud untuk dicontoh. Sebagaimana Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas’ud juga termasuk ulamanya para sahabat Nabi Muhammad ﷺ.

 Anas bin Malik

 Orang tuanya telah merelakannya untuk menjadi pelayan Nabi Muhammad ﷺ. Sebuah anugerah yang tidak semua orang mendapatkannya. Anas bin Malik hidup bersama Nabi, menjadi pelayannya semenjak dia berusia 10 tahun. Dia termasuk sahabat Nabi Muhammad yang berusia panjang.

Ada yang mengatakan Anas bin Malik meninggal pada usia 103 tahun. Namun menurut Imam Ibnu ‘Abdil Barr, Anas bin Malik meninggal pada usia 99 tahun.

Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shidiq

Dia adalah putra dari khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq. Perannya sangat penting dalam melancarkan hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah. Abdurrahman diberi tugas Nabi untuk mengamati perkembangan yang terjadi di Mekah selama Nabi dan Abu Bakar berjalan menuju Madinah.

Abdurrahman bertugas mengumpulkan informasi penting di Mekah dan menyampaikannya kepada Nabi yang berada di luar Mekah.

Mu’adz bin Jabal

Di usia 18 tahun dia telah menjadi seorang hakim. Di daerah Yaman. Dia juga dipercaya oleh Nabi untuk menyimpan zakat dari para petugas penarik zakat. Selain itu, dia juga dipercaya Nabi untuk menjadi guru, di Yaman.

Bahkan setelah Nabi Muhammad wafat, ketika Umar bin Khathab menjadi khalifah, dia dipercaya sebagai gubernur untuk wilayah Syam.

Malik bin Khuwairits

Dia dan beberapa pemuda lainnya, jauh dari Madinah, datang menemui Nabi Muhammad ﷺ untuk mendalami ilmu tentang shalat. Hingga akhirnya dia dan beberapa sahabat Nabi yang lainnya tinggal di Madinah, selama 20 hari, mempelajari ilmu tentang shalat.

Mu’adz bin ‘Amr dan Mu’awwidz bin ‘Afra’

Dua sahabat Nabi ini masih sangat muda akan tetapi sangat pemberani. Keduanya termasuk mendapatkan kemuliaan tersendiri karena mengikuti perang Badar. Jasa besar kedua pemuda ini adalah keberhasilan mereka berdua membunuh tokoh musyrik Mekah, yaitu Abu Jahl. Dari sejak awal dua pemuda sudah mentargetkan untuk membunuh Abu Jahl. Karena mereka tahu bahwa Abu Jahl ini pernah menghina Nabi Muhammad ﷺ.

Maka begitu perang Badar ‘pecah’. Kedua pemuda ini langsung melesat bagaikan anak panah, langsung menyerang Abu Jahl.

Usamah bin Zaid

Tentara Romawi sejak zaman dahulu terkenal dengan kekuatan pasukan perangnya. Maka untuk menghadapinya tentu membutuhkan seorang panglima perang yang sangat tangguh. Dan ternyata ketika itu Nabi Muhammad ﷺ menunjuk Usamah bin Zaid untuk memimpin pasukan perang yang sangat besar, menghadapi Romawi.

Para sahabat Nabi yang lainnya sempat meragukan kemampuan Usamah bin Zaid, karena usianya yang masih sangat muda. Melihat hal ini Nabi Muhammad meyakinkan mereka akan keistimewaan Usamah bin Zaid. Hingga akhirnya mereka semua tenang dipimpin Usamah bin Zaid.

Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, ‘Abdullah bin Rawahah

Ketiga pemuda ini diberi amanah yang sangat besar oleh Nabi Muhammad ﷺ. Mereka ditunjuk untuk memimpin pasukan besar di perang Mu’tah. Peperangan ini sangatlah berat. Karena yang dihadapi adalah pasukan Romawi dengan 100 ribu pasukan mereka. Ditambah lagi dengan pasukan lain yang membantu mereka dalam jumlah yang sama.

Padahal ketika itu pasukan kaum muslimin hanya 3 ribu. Ketiga pemuda ini gugur di medan perang, mendapatkan kemuliaan mati syahid dari Allah. Yang kemudian Khalid bin Walid mengambil alih untuk memimpin pasukan, dan dengan izin Allah kaum muslimin menang.

Sejak saat itu, musuh-musuh Allah semakin takut dengan pasukan kaum muslimin. Dan agama Allah semakin kokoh di atas muka bumi.

 

Fajri NS

Sumber bacaan: 

  1. Kitab ‘Subulus Salam’, karya Ash-Shan’ani.
  2. Kitab ‘Al-Fushul Fi Siratir Rasul’, karya Imam Ibnu Katsir.
  3. Kitab ‘Ar-Rahiq Al-Makhtum’, karya syaikh Almubarakfuri. Dan lain-lain.