Merenungkan nikmat Allah berupa keamanan
Ada banyak nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada hamba-hambaNya. Sehingga bila kita cermati, dalam setiap detik tak lepas dari nikmat pemberian Allah. dan bila kita hitung-hitung, pasti kita tidak bisa akan menghitung atas nikmat yang Allah berikan tersebut, hal ini sebagaimana telah Allah Ta’ala jelaskan dalam firmanNya:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18)
Namun sudahkah kita coba merenungkan atas nikmat yang telah diberikan tersebut?
Bila kita coba renungi, maka ada banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, seperti diantara nikmat itu adalah nikmat aman,sebuah nikmat ketika kita bisa merasakan kenyamanan dalam beraktivitas , ketika kita bisa merasakan hidup tanpa tekanan, ketika kita bisa keluar rumah tanpa takut dari gangguan apalagi ketika bisa khusuk tenang menjalankan ibadah ,coba perhatikan keadaan saudara kita yang dalam suasana mencekam dan perang seperti di Suriah atau Palestina mereka tidak dapat merasakan rasa aman dan kenyamanan dalam menjalani aktivitas dunia dan ibadah.
Coba renungkan hidup dalam cengkaraman penjajah yang selalu bertindak sewenang-wenang; merampas hak-hak, mencaplok tanah, mempekerjakan secara paksa tanpa imbalan, selain cemeti yang tak henti-henti mendera tubuh yang hanya dibalut kain seadanya, bila ada seseorang yang berbicara menuntut hak-haknya, tak jarang disumbat dengan berbagai senjata, hingga ia diam seribu bahasa.
Cuplikan salah satu sudut kehidupan bangsa Indonesia yang terjajah, sebelum 71 tahun yang silam, mungkin tidak terbayangkan oleh generasi belakangan yang hanya mengeyam nikmatnya hidup di alam kemerdekaan, Sungguh ini nikmat aman dan kemerdekaan yang luar biasa…
Bahkan ada pendapat yang mengatakan nikmat aman lebih penting dari kesehatan bagi manusia. oleh karena itu Allah menyebutkan bahwa ujian yang disebutkan pertama kali adalah ujian rasa takut (yang sedikit), sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit [1] ketakutan, [2] kelaparan, [4]kekurangan harta, [5] jiwa, dan buah-buahan“. (QS. Al-Baqarah: 155).
Rasa Aman lebih baik dari nikmat sehat dan waktu luang, Ar-Razi rahimahullah berkata,
“Sebagian ulama ditanya, apakah rasa aman lebih baik dari kesehatan? Maka jawabannya rasa aman labih baik. Dalilnya adalah seandainya kambing kakiknya patah maka akan sembuh beberapa waktu lagi… kemudian seandainya kambing diikat pada usatu tempat dekat dengan serigala, maka ia tidak akan makan sampai mati. Hal ini menunjukkah bahwa bahaya yang akibat rasa takut lebih besar daripada rasa sakit di badan.” (Tafsir al-Kabir 19/107)
Dalil bahwa Aman itu Nikmat
Pertama, Allah menjanjikan dan mengganjar bagi orang mukmin yang sholeh akan mendapatkan jaminan keamanan
الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am: 82)
Allah menjanjikan orang beriman yang tidak mencampuri imannya dengan kedzaliman, mareka mendapat 2 hal: keamanan dan hidayah.
Yang dimaksud, tidak mencampuri imannya dengan kedzaliman adalah tidak berbuat syirik dan menghindari semua maksiat yang merupakan lawan dari iman. Dengan syarat ini maka seseorang akan mendapatkan keamanan dan hidayah.
Kedua, Allah memerintahkan orang kafir Quraisy untuk masuk islam karena telah mendapat nikmat aman
Allah berfirman,
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ . الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Quraisy: 3-4)
Ada banyak nikmat yanng Allah berikan untuk orang Quraisy. Tapi nikmat yang Allah jadikan alasan untuk memerintahkan mereka agar mau masuk islam, Allah sebutkan nikmat aman dan makanan.
Karena besarnya manfaat aman ini, hingga Khalilullah Ibrahim Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta negerinya aman yang diabadikan Al-Qur’an:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.’ Allah berfirman: ‘Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa Neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah [2]: 126)
Ketiga, Manusia yang mempunyai rasa aman, ibarat memiliki dunia dan seisinya.
Aman adalah nikmat besar yang Allah berikan kepada manusia. Tanpa rasa aman maka hidup laksana di penjara. Bahkan, aman adalah salah satu dari tiga jenis kenikmatan dunia. Jika kenikmatan dunia dikumpulkan semuanya maka nilainya sama dengan tiga nikmat ini, di antaranya adalah nikmat aman.
Dalam hadis dari Ubaidillah bin Mihshan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Siapa yang pagi hari dalam kondisi aman jiwanya, sehat raganya, dan dia punya bahan makanan cukup di hari itu, seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.” (QS. Turmudzi 2346, Ibn Majah 4280, dan dihasankan al-Albani)
Subhanallah… memiliki 3 nikmat ini, ibarat memiliki dunia seisinya. Padahal ketiga nikmat jarang kita merasa bahwa itu nikmat.
Jangan Sia-Siakan Nikmat Allah
Seorang yang memiliki barang berharga lalu menyia- nyiakannya maka dikatakan bahwa orang tersebut orang yang tidak cerdas. Orang cerdas pasti tidak menyia-nyiakan barang berhargannya , sebagaimana bila dia memiliki kendaraan yang bagus tentu merupakan kekeliruan jika dibiarkan saja tidak dirawat dan tanpa dipakai dalam kebaikan. Begitu juga nikmat aman di Nusantara ini, maka perlu dimanfaatkan dengan banyak beribadah dan membantu orang lain. Allahu berfirman:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ * وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 10-11)
Semoga kita dapat menjadi hamba yang bersyukur. Sungguh telah banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan terutama nikmat aman . Dan semua nikmat ini kelak akan ditanya, benarkah kita telah memanfaatkan nikmat tersebut dengan benar.
Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS. At Takatsur: 8).
Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan,
Nikmat yang telah kalian peroleh di dunia, apakah benar kalian telah mensyukurinya, disalurkan untuk melakukan hak Allah dan tidak disalurkan untuk perbuatan maksiat? Jika kalian benar-benar bersyukur, maka kalian kelak akan mendapatkan nikmat yang lebih mulia dan lebih afdhol.
Atau kalian malah tertipu dengan nikmat tersebut? Malah kalian tidak mensyukurinya? Bahkan sungguh celaka, kalian malah memanfaatkan nikmat tersebut dalam kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan” (QS. Al Ahqaf: 20). Demikian diterangkan dalam Taisir Al Karimir Rahman, hal. 933.
oleh karena itu marilah kita isi nikmat kemerdekaan dan keamanan ini dengan bersyukur pada Allah dan mengisi dengan hal –hal yang yang positif agar Allah menjaga dan melimpahkan senantiasa nikmat-nikmatnya terutama nikmat aman.